Pada bulan Juni 1936,
Lembaga Misi Chinese Foreign Missionary
Union (CFMU) mengutus Sdri. Hwang Siu Ching, Shui Mei Hua ke Tanjung
Pandan, Belitung (Mereka adalah pionir penginjilan di Tanjung Pandan). Kemudian
pada bulan November CFMU mengutus Pdt. C. Y. Wong dan Nyonya untuk menangani
pelayanan di Bangka, Gereja di Tanjung Pandan sebagai pusat sekaligus menangani pelayanan di
pos-pos lain. Sdri. Hwang Siu Ching adalah kelahiran Belitung, Beliau pernah
studi di Kwang Chou (salah satu wilayah di negara RRC). Di sanalah Beliau
percaya kepada Tuhan ketika mendengar khotbah ketua CFMU, Pdt. Leland Wong;
kemudian melalui bimbingan wakil ketua CFMU, Pdt. Jaffray, Beliau menyerahkan
diri untuk melayani Tuhan di Gereja Alliance
Makassar. Sdri. Shui Mei Hua juga kelahiran Belitung, yang mengenal Tuhan
dari kesaksian Sdri. Hwang Siu Ching. Beliau kemudian menyerahkan diri untuk
melayani Tuhan dan studi di Sekolah Alkitab Makassar. Dari hal ini, kita
melihat pemeliharaan Allah yang ajaib. Sebab jauh sebelum jemaat Kristus
didirikan di Belitung, Allah telah mempersiapkan dua saudari ini sebagai
alat-Nya. Mereka menyelesaikan tugas pelayanan selama setengah tahun. Kemudian
mereka meninggalkan kepulauan Belitung pada tahun 1973. Pada tahun itu pula,
Gereja Alliance Makassar mengutus
empat orang penginjil untuk menjadi rekan pelayanan Pdt. Wong. Menurut
statistik dalam tahun 1936-1937 terdapat delapan penginjil yang melayani di
Tanjung Pandan. Namun, pada tahun 1938 hanya tinggal empat orang saja, antara
lain: dua penginjil dari Gereja Alliance
Makassar dan dua dari CFMU. Hingga
tahun 1941, Gereja Alliance
mengakhiri pelayanan mereka di Belitung, hanya Lembaga Misi CFMU saja yang
meneruskan pelayanan hingga hari ini.
Pelayanan Tuhan di
Belitung berkembang dengan baik. Pada mulanya, gedung gereja hanya menyewa
sebuah rumah papan yang sederhana. Namun, Tuhan memberkati pelayanan jemaat
serta mencukupi kebutuhan mereka. Tuhan menggerakkan perhatian pemerintah lokal
untuk menghibahkan sebidang tanah bagi jemaat. Perusahaan pertambangan perak
pun tergerak untuk menyumbangkan berbagai jenis bahan bangunan. Saudara-saudara
seiman dengan giat mendukung dalam persembahan dana. Akhirnya, di bawah
pimpinan Tuhan, pada tanggal 17 April 1949 gedung gereja selesai dibangun, yang
dilengkapi juga dengan sebuah pastori gereja. Gereja diresmikan pemakaiannya di
bawah naungan Lembaga Misi CFMU.
Pada tahun 1938 Gereja Alliance, Sekolah Tinggi Jaffray Makasar
mengutus tiga mahasiswa praktek di Belitung. Mereka adalah: Woworuntu, Peterus
dan Yunus. Sejak tahun 1942 hingga Agustus 1945, berhubungan situasi yang tidak
aman dalam masa perang, maka pelayanan gereja hanya berkisar pada penggembalaan
jemaat tanpa perluasan apa-apa. Puji Tuhan! Pada masa itu, masih banyak anggota
jemaat yang tetap datang beribadah pada hari Minggu. Kemudian pada tahun 1948,
rumah yang disewa untuk ruang kebaktian diambil kembali ole pemiliknya. Maka
para pengurus pun membentuk panitia pembangunan gereja, untuk mencari dana
serta pembangunan gereja sendiri.
Pada tanggal 17 April
1949, gedung gereja Tanjung Pandan selesai dibangun dan disusul dengan
pelaksanaan upacara peresmian pemakaian gedung baru. Selama 10 tahun (sejak
tahun 1949-1959), kerinduan hati suku keturuan Tionghoa akan Injil Tuhan
semakin besar, sehingga pelayanan gereja maju dengan pesat. Orang-orang yang
diselamatkan Tuhan semakin bertambah-tambah.
Pdt. C. Y. Wong dan
Nyonya melayani Tuhan seumur hidup mereka. beliau berkeliling ke berbagai kota serta
mendirikan gereja-gereja cabang. Menurut data yang berhasil kami kumpulkan, Pdt.
Wong sendiri membabtis lebih dari 2.319 orang. Sungguh! Suatu hasil yang luar biasa!
Gereja Persekutuan Kristen
Tanjung Pandan kini digembalakan oleh Pdt. Yasin Hie dan Nyonya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar